Minggu, 11 Januari 2015

Modifikasi : Honda Supra X125 2010 Cibinong, Lebih Presisi Karena Dibikin Dengan Sistem CNC



Penulis : Athaya
Foto : GT, Athaya

Pacuan berkelir putih yang dipacu Harlan Fadhillah di bawah payung tim Pertamina Enduro BRT Nissin Cargloss ini satu dari sekian Honda Supra X125 yang mampu mengimbangi lari New Blade pacuan Owie Nurhuda. Terlihat di seri final Honda Racing Championship (HRC) di Cimahi, Bandung minggu lalu.
Catatan waktu tercepat pada QTT kelas bebek tune up 125 cc seeded (HRC 1), berhasil dibukukan Harlan di atas motor bertenaga 21,5 dk (diukur di atas mesin Dynojet 250i) ini, yakni 1 menit 1,258 detik. Harlan juga sukses finish terdepan di race 2 setelah memanfaatkan jatuhnya Owie beberapa lap menjelang finish di race 2.
“Motor ini peninggalan Rey Ratukore. Tapi, setingan mesin sudah diubah. Makanya tenaganya bisa naik. Dulu cuma 19 dk lebih,” beber Islahudin, mekanik BRT yang turut menangani oprekan mesin Supra X125 Harlan.
Kunci naiknya performa terletak pada proses pengerjaan cylinder head dan pembentukan profil kem. “Sudah pakai mesin bubut CNC (Computer Numerik Control). Hasilnya lebih presisi. Sittingklep pakai bahan beryllium yang lebih kuat dan tahan temperatur tinggi,” tukas Tomy Huang, bos BRT.
“Untuk durasi kem in 273º dan out 280º dengan lift 9,1 mm dan LSA di 102º - 108º, tinggal masukin angka derajat kem. Diset buka dan tutup serta tinggi angkatan klepnya pada CNC-nya. Akan terbentuk profil kem presisi sesuai hitungan kita,” terang Islahudin.
Begitu pula ketika seting sudut kemiringan dudukan bos klep, papas head dan bagian-bagian yang butuh kepresisian, pengerjakan dilakukan CNC. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI

Ban : FDR SportMax MP 27, 90/80-17
Sok depan : Kayaba
Sok belakang : Daytona Supershock
Kaliper depan : Nissin 2 piston
Knalpot : R9 Titanium
Karburator : PWK 28 (PJ/MJ 62/112)\
Read More ->>

Modifikasi Honda Blade 2013 Medan, Terapkan Kompresi Ideal Untuk Bisa Kedepan



Penulis : Belo
Foto : Belo

Dalam dua seri OMR Honda region Sumatera Utara di sirkuit Pacing, Medan dan Stabat, Honda Blade pacuan Adrian Aritonang dari Tim Honda Indako NHK FDR SSS selalu tampil juara di kelas MP4 (bebek 4-tak tune up 110 cc pemula). Ini tidak lepas dari ramuan sang mekanik, Sardin Gorad Pasaribu yang coba terapkan kompresi ideal buat minum Pertamax Plus. 
“Regulasi OMR Honda harus menggunakan bahan bakar oktan 95 atau Pertamax Plus. Makanya sejak akhir tahun lalu sudah mulai riset dan hasilnya cukup memuaskan,” kata mekanik yang hobi pakai topi rimba ini.
Agar motor bisa melesat cepat di trek lurus maupun saat keluar masuk tikungan, ia harus jeli tentukan perbandingan kompresi yang tepat. “Dari beberapa kali coba-coba, rasio 12,3 : 1 lah pas. Cuma turun sedikit dibandingkan waktu pakai bensol,” lanjutnya
Dengan perbandingan tersebut, sukses mengail tenaga gede sejak rpm bawah, tengah hingga atas. Tentunya didukung pula dengan ubahan pada komponen mesin lainnya. Oh iya, perbandingan segitu didapat Sardin setelah jejalkan piston jenong merek FIM berdiameter 51,25 mm. Diteruskan memapas cylinder head sebanyak 0,8 mm dan mendesain kubah berbentuk bath-up.
Kemudian guna memancing campuran gas yang banyak ke ruang bakar serta memperlancar pembuangan gas hasil pembakaran, profil kem dirancang ulang. Bagian in diset membuka di 34 sebelum TMA dan nutup di 58 setelah TMB (durasi 272°). Sedangkan ex-nya diatur membuka di 56 sebelum TMB dan nutup di 35 setelah TMA (271). 
Sebagai pintu keluar masuk campuran gas dan sisa gas buang, ditugaskan klep in 26 mm dan out 23 mm. Pengabutan bahan bakarnya dikomandoi Mikuni TM 24 mm, dengan kombinasi main jet 170 dan pilot jet 27,5. Plus nozel tipe P5. Knalpot pakai produk keluaran AHM.
Satu lagi yang jadi andalan besutan Adrian ini, yakni pada bagian kampas koplingnya. “Saya tetap andalkan rumah kopling tipe KWB yang masih model diafragma bukan per. Ini membuat putaran atas motor lebih ngisi,” tutupnya .
DATA MODIFIKASI
Sok belakang: Ohlins
Pelek depan: 1,40 x 17
Pelek belakang: 1,60 x 17
Ban: FDR MP76 90/80-17
Knalpot: AHM
Read More ->>